Desember 18, 2008

TIPOGRAFI SEBAGAI BANGUN KEBUDAYAAN

Tipografi sebagai bangun kebudayaan.
agoesjoesoef.

Alam dengam keanekaragaman isinya merupakan unsur-unsur yang tak terpisahkan dalam melahirkan sistem ekologi.Sebuah sistem yang dirajut oleh bagian-bagian atau unsur-unsur dalam berbagai skala ukuran, berbagai fungsi, berbagai bentuk, berbagai warna bahkan oleh berbagai karakter. Unsur menjadi berfungsi karena dia memiliki karakter, meiliki sifat memiliki bawaan diri.
Demikian halnya dengan tipografi yang didalamnya terdiri dari sejumlah tipe huruf, kelanggengan fungsinya, kelanggengan daya pakainya, kelanggengan kemudahan untuk dibacanya kelanggengan dalam kemampuannya menjadi media ekspresi manusia adalah semata-mata karena huruf-huruf tersebut memiliki karakter.Sehingga dia menjadi bagian sistem berkomunikasinya manusia, yang bergerak dan berubah dinamis sehingga tipografi menjadi bagian dari bangun kebudayaan.
Seperti halnya medan perjuangan kehidupan, perjalanan kebudayaan menjadi lahan pengujian terhadap huruf-huruf yang berkarakter saja yang akan mampu menembus dan mengisi kebudayaan.
Dalam dunia desain, konsep yang diselami dan diolah secara paripurna sajalah yang akan menghasilkan karya yang baik fungsi maupun keindahannya langgeng dalam mengisi kehidupan.
Lihat karya-karya arsitektur dari Frank Loyd Wright, Lecorbusier, Silaban, atau desainer automotif seperti Bertone, Fininfarina, Grugiaro, atau seniman Salvador Dali, Leonardo Davinci, Affandi, Auguste Rodin, cineas Brian de Palma, Akira Kurosawa, Francis Ford Coppola, Teguh Karya sampai Andy Warhol, Neville Brody, dan tentu saja masih banyak lagi.Mereka adalah diantara para seniman yang telah menghasilkan karya-karya monumental yang pada dasarnya baik pribadi maupun karyanya adalah pribadi dan karya yang sangat berkarakter.
Huruf dalam dunia tipografi seperti telah diterangkan secara individu dari setiap huruf itu sendiri hingga keluarga dan famili hurufnya memiliki karakter yang satu dan lainnya berbeda dan sangat spesifik. Misalnya huruf S memliki karakter yang anggun cenderung angkuh, lain lagi dengan M memberikan kesan kokoh dan mantap tak tergoyahkan. Kemudian sebut saja satu tipe huruf Bodoni sebuah bentuk huruf yang cantik, huruf-hurufnya memiliki bentuk karakter horisontal yang sangat kuat, disertai ketebalan garis horisontal dan vertikanya yang kontras, walaupun masih ada sedikit sentuhan lengkung pada serifnya yang nyaris tak terlihat namun masih terasa ada.Walaupun demikian nuansa bentuk yang klasik masih tetap terasa kuat dalam penampilan Bodoni, mengingatkan kita kepada masa lalu. Bodoni memiliki bentuk “penuhkasih sayang”, sempurna untuk sebuah roman sejarah yang memberikan rasa berkesinambungan. Terbukti huruf ini tetap digunakan selam hampir 100 tahun.Itu adalah karakter yang dimunculkan oleh sebuah huruf maupun tipe huruf.
Huruf sebagai elemen desain tentu saja memerlukan “kecerdasan emosional” dalam memilihnya yang tepat dengan desain visual yang akan dibuat, baik itu untuk barang cetakan seperti poster, brosur dan lain-lain, atau sebagai bagian dari bentuk tiga dimensional seperti bagian dari elemen estetika untuk sebuah gedung.Huruf juga harus dapat mewakili karakter perusahaan, bila huruf menjadi bagian dari logomark atau sebagi identitas perusahaan,
Jadi penempatan dan pemilihan tipe huruf untuk kebutuhan media komunikasi maupun menjadi bagian estetika atau menjadi media identitas dan bahkan media ekspresi hendaknya memerlukan sejumlah pertimbangan. Hal yang paling mendasar adalah kemampuan dalam mengenali setiap karakter huruf dengan baik, melalui pengenalan sejarah penemuannya, konsep pembuatannya yang dilakukan oleh si pencipta, dan pengamatan langsung terhadap huruf demi huruf sehingga kita mengenal persis karakternya. Pendekatan terahir ini memerlukan pembekalan kepekaan estetika pada tingkat kecerdasan emosi yang baik melalui apresiasi seni dan poendekatan anatomis.
Peran huruf sebagai elemen desain tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan elemen-elemen desain lainnya seperti warna, garis, tekstur bahkan komposisi.
Diharapkan para ahli desain khususnya Desainer Komunikasi Visual dan bagi siapapun yang berminat dalam dunia tipografi dapat mempelajari, mempertimbangkan kedalaman nilai huruf yang akan digunakan baik sebagai media ekspresi maupun sebagai elemen desain dengan tepat dan benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar