November 01, 2010

ISLAM DALAM PEMIKIRAN SOEKARNO

Soekarno lahir di Blitar dan meninggal kan kota kelahirannya itu pada usia 15 Tahun dan bersekolah di Sekolah Menenegah HBS di Surabaya. Di situ gurunya C. Hartogh seorang social democrat yang banyak menjelaskan mengenai teori teori Marxismen yang membuat soekarno terpesona. Selama di Surabaya, soekarni indekost di rumah Oemar Said Tjolroaminoto, sorang tokoh besar pergerakan Nasional yang kemudian menjadi mertuanya.
Pergerakan itu di wadahi dalam organisasi Syarikat Islam [SI]. Organisasi ini kemudian berkembang menjadi partai politik yang tidak saja untuk kaum pedagang yang beragama Islam tetapi juga menjadi tempat bertemunya berbagaai ragam orang. Semaun dan Alimin diantaranya. Keduanya setelah menjadi anggota SI, mereka juga menjadi anggota Indische Sociaal Demokratische Vereeninging [ISDV], organisasi sebagai cikal bakal Partai Komunis Indonesia.. Pada masa berjalannya SI Tjokroaminoto lebih menggunakan symbol Islam sebagai gerakan kebangsaan, dan kemudian Soekarno meneruskan SI karena sifat elektifnya. Bahwa SI menuju arah persatuan yang utuh dari semua golongan bangsa Indonesia yang harus dibawa setinggi-tingginya ke tingkat natie. Dasar dasar perjuangan SI ini telah memperjelasnya bagaimana kesatuan sosialisme yang dibawa Nabi Muammad SAW, demikian menurut Hamka. Ini yang menginspirasi Soekarno dalam penyusunan risalahnya tentang Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme- yng kelak menjadi dasar gagasan lahirnya Nasakom.. Dengan cairnya hubungan antara isme-isme itu menyebabkan tidak adanya benturan kepentingan soaial-ekonomi yang terjadi.. Misalnya seorang Msulim yang terkenal sebagai Haji Misbakh menjadi seorang Marxis-Leininis yang aktif.
Soekarno dalam pemikirannya jelas menampik pemikiran-pemikiran kontinyuitas tradisi, bahkan dia sering menycontoohkan denga tradisi “Jawa”. Dalam bukunya Dibawah bnedera Revolusi, ia menganjurkan orang-orang untuk meninggalkan “oude-cultuur –maniak” yang pikiran dan angan-angannya hanya merindukan candi-candi, Negara kertagama, empu Tantular dan Panuluh dan lain2. barang kuno. “Zaman dulu zaman indah tapi ia sudah mati”.
Dalam kata lain Soekarno memang bukan pemikir Islam seperti haklnya Moh. Natsir, danbukan pula seorang pemikir “Jawa”, melainkan lebih kepada smuanya, ia adalah seorang penerus semangat modernitas. “ Saya adalah adalah murid dai Historische School van Marx” kata Soekarno dalam Panji Masyarakat th 1939.
Pada rapat umum Muhammadiyah Soekarno meinggalkan rapat sebagai protes karena telah terjadinya diskriminasi antara perempuan dan lelaki.. Dengan tegas Soekarno mengatakan “tabir adalah simbul dari perbudakan perempuan”. Karena dia melihat tabir itu sebagai “histories”- dan disitulah Soekano menunjukan pandangannya tentang Islam.. Dia melihat tafsir dan sejarah itu berarti juga bertautan tafsir dengan perubahan, yang harusnya makin lama makin meningkat kea rah terang, karena sejarah itu bergerak, tak pernah berhenti.
Seperti diketahui Muhammadiyah yang lahir tahun 1912 di Yogya, dan dipimpin K.H. Akhmad Dahlan membawa pemikiran Muhammad Abduh dari mesir yang menyebut dirinya sebagai “gerakan tadjid” yang hendak menghalau tahyul, bid’ah dan khurafat. Pergerakan ini yang diikuti oleh A.Hassan dengan Persisnya pada tahun 1923 dari bandung, dimana Soekarno sering berkorespondensi dengannya dari Endeh,Flores.
Denagan keyakinan yang besar dengan modernitas, tak mengherankan bila Soekarno lebih merasa dekat dengan gerakan reformis Islam masa itu. Mula mula dengan SI kemudian dengan Muhammadiyah. Soekarno menngatakan bahwa dia sudah menjadi anggotaMuhammadiyah sejak 1938. Bahkan dalam mukhtamar Muhammadiyah tahun 1962 dia mengatakan, ia berdia, agar bias dikubur dengan membawa nama Muhammadiyah dalam kain kafannya.
Dalam pernyataannya Soekarno pun menghargai gerakan Akhmadiyah. Tetapi dia tidak percaya kalau “Mirza Gulam Akhmad adaklah seorang nabi” yang dia sampaikan tahun 1936. Pendapat dari sisi lain terhadap Akhmadiyah, Soekarno menganggap “Akhmadiyah memiliki feature yang saya setujui, punya rsionalisme, punya kelebaran penglihatan[broadmindedness], punya modernisme, punyapandangan yang cukup hati-hati terhadap hadis, mereka systematiise, aannemaelijk, making van Islam”. Tetapi beberapa fatsal dari misi saya tolak”
Gerakan Akhmadiyah di India, dinilai sebagai satu factor penting di dalam pembaharuan pengertian Islam, Akhmadiyah tela “Me-mudakan Pengertian Islam”
Meskipun demikian, ada hal yang tidak akan pernah mendekatkan Soekarno terhadap Akmadiyah karena Akmadiyah terkalu mengkultuskan Mirza Gulam Akhmad. Yang utama adalah Akhmadiyah yang mencintai Imperialisme Inggris.
Jadi apakah “Islam” bagi Soekarno? Pada tahun 1917, Islam dilihat sebagai bagian politik pemebebasan. Islam lebih sebagi elemen dalam perjuangan antikolonial tetapi tidak sebagai sumber gagasan..
Soekarno meskipun kadang-kadang menunjukan pandangan yang parallel dengan anjuran “kembali ke Quran dan Hadist, namun Soekarno lebih menekankan perlunya “Rasionalisme ketimbang Pemurnian”.
Jasa wahabisme yang terbesar menurut Soekarno adalah “kemurnian”nya, “keasliannya”. Artinya Wahabisme menggerakan umat untuk kembali ke asa, Kembali kepada Allah dan Nabinya, kembali kepada Islam sebagai di zamannya Muhammad SAW.”
Menurut Soekano pemurnian bermula dari sebuah kekuatan progresif-mengahalau tahyul dan bidah- namun pada akhirnya menjadi sebuah kekautan konservatif, bahkan reaksioner. Kembali kepada Allah dan Nabi berarti telah mengingkari “garis dinamis” sejarah dan zaman. Walhasil pemurnian adalah bukan sebuah pilihan untuk membebaskan umat Islam dari keadaan seperti badan yang pingsan, hidup tidak, matipun tidak.
Oleh sebab itu pilihan yang dianjurkan Soekarno adalah “rasionalisme”. Rasionalismen, tulis Soekarno, kini diminta kembali lagi duduk di atas singgasana Islam, kembali kesebuah zaman dimana pahlawan-pahlawan akal hidup bebas. Itulah zamannya alFarabi, Ibnu Sinna, Ibnu Rushd, Ibnu Tufail, zaman kaum Mutazillah.
Selama ini Islam telah menjadi agama yang tak boleh difikirkan secara merdeka, tetapi menjadi monopoli kaum faqih dan tarikat.. sehingga akal, pikiran ,reasons telah dienyahkan.
Jadi apa gerangan pembebasan itu? Tak jarang ada kesan, “Roh” atau “api” itu identik, atau terpaut dengan “ratio” atau “rationalisme”. Agar tak mendurhakai zaman, kata Bung Karno, “marilah kita mengangkat rasionalisme itu menjadi kita punya bitang-bintang petunjuk dalam mengartikan Islam” Tiap-tiap di dalam al Quran, tiap-tiap ucapan di dalam hadits, haruslah kita interpretasikan {di dalam] cahaya ruh Islam sejati”

ajf

Bahan dari seminar Goenawan Mohamad, Salihara 2010

April 07, 2010

Resonansi Hati

april 1 2010 – agoes joesoef

Resonansi adalah turut bergetarnya sumber suara yang lain, akibat getaran sumber suara, sehingga menimbulkan getar/bunyi. Dawai gitar yang berbunyi nyaring dan merdu, dikarenakan adanya udara yang bergetar, yang berada pada ruang di dalam badan gitar. Gelombang getar masuk menggetarkan udara melalui lobang berbentuk lingkaran yang ada di depan dawai tsb. Bayangkan apabila rongga yang berisi udara pada badan gitar kita isi dengan kain secara penuh, maka lantunan suara gitar akan hilang, bahkan tidak terdengar apa2. Artinya bila kita menggetarkan sebuah benda maka dikatakan benda lain terkena getaran dan menimbulkan bunyi, itu adalah reaksi yang menmbulkan frekuensi atau vibrasi dikarenakan resonansi.
Hati atau jantung mahluk yang dinamakan manusia dapat diumpamakan sebagai metafora, tabung resonansi guitar. Maka apabila kita berbuat sesuatu baik dalam bentuk pikiran maupun tindakan, maka akan selalu menimbulkan getaran dihati kita. Sementara getaran itu bisa berupa getaran lembut, bisa juga getara yang keras dan kasar. Kesedihan akan menggetarkan hati, begitu juga kegembiraan atau pun antusiaasme kita. Secara umum getaran itu berasal dari dua sumber getar, getar hawa nafsu dan getar ilahiah. Getar hawa nafsu adalah getar untuk melampiaskan berbagai kebutuhan diri. Getarnya cenderung kasar dan bergejolak-gejolak tidak beraturan. Dalam dunia fisika getar semacam ini diidentifikasi frekuensi rendah, dengan amplitudo yang besar. Getar ini adalah getar kemarahan, kebencian, dendam, iri, kebohongan, kedengkian, penipuan, kesombongan, dan lain2, inilah getar negatif
Getar ilahiah adalah getar yang bersifat positif, kecondongan untuk mencapai tingkatan kualitas, yang lebih tinggi. Warna getarnya cenderung lembut dan halus, dengan frekuensi getar yang sangat tinggi dan beraturan, di dalamnya penuh dengan getar positif ini lah getar ilahiah.
Sedangkan getaran yang penuh muatan negatif, maka akan memberikan resonansi efek negatif pula . penerpaan efek negatif terhadap hati akan menimbulkan resonansi kekakuan, kekerasan rasa, itulah hati yang keras dan tidak mudah bergetar, beresonansi oleh suara kebajikan.
Sebuah bukti psikologis, pada awal “belajar” berbohong, maka hati akan bergetar, takut, tetapi karena dilakukan terus menerus, maka hati akan terbiasa, berarti dia semakin keras dan kaku. Hati tidak lagi bergetar manakala kebohongan diungkapkan oleh diri, dia tidak lagi berresonansi terhadap suara suara keilahiannya. Berarti hati akan menuju kualitas yang semakin buruk apabila hati sering dipenagruhi oleh suara suara yang kasar, apabila digunakan untuk kejahatan yang terus-menrus. Dan kekerasan hati itu semakin meningkat sehingga dikatakan Allah “hati yang seperti batu”, dan hati yang keras akan sulit bergetar, sulit beresonansi, itu adalah hati yang sudah tidak lagi peka terhadap suara suara Tuhannya. Bagai lubang gitar yang tertutup oleh kain sumpal, sehingga udara yang ada di dalamnya sudah tidak bisa turut bernyanyi dengan lagu keilahian lagi, dan alhirnya kata Allah, hati serupa ini dikunci mati.Subhanallah
Hati yang baik adalah hati yang lembut, yang mudah bergetar, dan peka terhadap suara suara keilahian, hati yang lembut bagai buluh perindu yang merdu beresonasi ketika ditiup oleh sumber suara keilahian. Hati yang lembut akan beresonansi tinggi dan semakin tinggi, seperti frekuensi pada 10 pangkat 8 akan menghasilkan gelombang radio, dengan kelembutannya hingga menjadi 10 pangkat 14 yang akan menghasilkan gelombang cahaya. Cahaya yang akan mempengaruhi bioelektorn di dalam tubuh manusia itu sehingga menimbulkan aura yang jernih yang dapat menimbulkan cahaya dan akan mempengaruhi lingkungannya.
Karenanya, bila kita berdekatan dengan orang yang hatinya ikhlas dan penuh kesabaran, hati kita juga merasakan ketentraman dan kedamaian, karena hati kita terresonansi oleh getar frekuensi yang tinggi yang bersumber dari hati dan aura tubuhnya.
Karena itu ada ayat al Hadid [57] 12 :” Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki2 dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka:”pada hari ini ada berita gembira untuk mu, surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak” .
Getar atau vibrasi tertinggi ditimbulkan oleh emosi cinta, emosi yang dibentuk oleh keiklasan dan ketulusan dan kesabaran. Getar hati merupakan kunci penting bagi hidup kita dalam berreaksi dengan orang-orang maupun dengan peristiwa di sekitar kita. Kejadiannya bisa saja sama, tetapi karena oraang-orang mengeluarkan getar dan frekuensi emosi yang berbeda, makak reaksipun dapat berbeda pula. Karena itulah, upaya menciptakan reaksi yang positif, maka ber-vibrasilah, bergearlah dalam getar atau vibrasi emosi yang tinggi. Waspadailah mereka yang ber vibrasi emosi rendah, dan tetaplah kita bertahan dengan gelombang positif, kita memang tidak bisa mencegah peristiwa dan kejadian buruk yang akan kita alami. Tetapi, marilah kita belajar untuk berselancar dengan aman di atas gelombang permasalahan yang beraragam keragaman, gelombang yang selalu ada di sekitar kita, tentunya yang aman adalah dengan bekal gelombang atau vibrasi positiflah yang kita pilih untuk dapat mengarungi dan menembus gelombang yang ada.
Bagi seorang mukmin tercermin dalam dari hatinya gambaran martabat dan kedudukannya.. Jiwa seorang mukmin ibarat sebuah rumah. Hatinya ibarat kotak kaca. Pengetahuannya ibarat lentera. Lisannya ibarat kunci Mulutnya ibarat pintu. Pelita tersebut bergantung dalam rumah .Pelita itu minyaknya berasal dari keyakinan, sumbunya dari zuhud, kacanya dari ridha, dan kaitannya dari akal. Apabila seorang mumin itu mengungkapkan pikirannya lewat lisan dari hatinya, atas kebenaran sejati, maka keluarlah sinar terang yang cahayanya mencapai arsy Allah. Ucapannya bercahaya, perbuatannya bercahaya, lahirnya bercahaya, batinnya bercahaya,hatinya bercahaya, masuknya bercahaya, keluarnya bercahaya, dan ahir perjalannya menuju akhirat pun menuju cahaya.