April 07, 2010

Resonansi Hati

april 1 2010 – agoes joesoef

Resonansi adalah turut bergetarnya sumber suara yang lain, akibat getaran sumber suara, sehingga menimbulkan getar/bunyi. Dawai gitar yang berbunyi nyaring dan merdu, dikarenakan adanya udara yang bergetar, yang berada pada ruang di dalam badan gitar. Gelombang getar masuk menggetarkan udara melalui lobang berbentuk lingkaran yang ada di depan dawai tsb. Bayangkan apabila rongga yang berisi udara pada badan gitar kita isi dengan kain secara penuh, maka lantunan suara gitar akan hilang, bahkan tidak terdengar apa2. Artinya bila kita menggetarkan sebuah benda maka dikatakan benda lain terkena getaran dan menimbulkan bunyi, itu adalah reaksi yang menmbulkan frekuensi atau vibrasi dikarenakan resonansi.
Hati atau jantung mahluk yang dinamakan manusia dapat diumpamakan sebagai metafora, tabung resonansi guitar. Maka apabila kita berbuat sesuatu baik dalam bentuk pikiran maupun tindakan, maka akan selalu menimbulkan getaran dihati kita. Sementara getaran itu bisa berupa getaran lembut, bisa juga getara yang keras dan kasar. Kesedihan akan menggetarkan hati, begitu juga kegembiraan atau pun antusiaasme kita. Secara umum getaran itu berasal dari dua sumber getar, getar hawa nafsu dan getar ilahiah. Getar hawa nafsu adalah getar untuk melampiaskan berbagai kebutuhan diri. Getarnya cenderung kasar dan bergejolak-gejolak tidak beraturan. Dalam dunia fisika getar semacam ini diidentifikasi frekuensi rendah, dengan amplitudo yang besar. Getar ini adalah getar kemarahan, kebencian, dendam, iri, kebohongan, kedengkian, penipuan, kesombongan, dan lain2, inilah getar negatif
Getar ilahiah adalah getar yang bersifat positif, kecondongan untuk mencapai tingkatan kualitas, yang lebih tinggi. Warna getarnya cenderung lembut dan halus, dengan frekuensi getar yang sangat tinggi dan beraturan, di dalamnya penuh dengan getar positif ini lah getar ilahiah.
Sedangkan getaran yang penuh muatan negatif, maka akan memberikan resonansi efek negatif pula . penerpaan efek negatif terhadap hati akan menimbulkan resonansi kekakuan, kekerasan rasa, itulah hati yang keras dan tidak mudah bergetar, beresonansi oleh suara kebajikan.
Sebuah bukti psikologis, pada awal “belajar” berbohong, maka hati akan bergetar, takut, tetapi karena dilakukan terus menerus, maka hati akan terbiasa, berarti dia semakin keras dan kaku. Hati tidak lagi bergetar manakala kebohongan diungkapkan oleh diri, dia tidak lagi berresonansi terhadap suara suara keilahiannya. Berarti hati akan menuju kualitas yang semakin buruk apabila hati sering dipenagruhi oleh suara suara yang kasar, apabila digunakan untuk kejahatan yang terus-menrus. Dan kekerasan hati itu semakin meningkat sehingga dikatakan Allah “hati yang seperti batu”, dan hati yang keras akan sulit bergetar, sulit beresonansi, itu adalah hati yang sudah tidak lagi peka terhadap suara suara Tuhannya. Bagai lubang gitar yang tertutup oleh kain sumpal, sehingga udara yang ada di dalamnya sudah tidak bisa turut bernyanyi dengan lagu keilahian lagi, dan alhirnya kata Allah, hati serupa ini dikunci mati.Subhanallah
Hati yang baik adalah hati yang lembut, yang mudah bergetar, dan peka terhadap suara suara keilahian, hati yang lembut bagai buluh perindu yang merdu beresonasi ketika ditiup oleh sumber suara keilahian. Hati yang lembut akan beresonansi tinggi dan semakin tinggi, seperti frekuensi pada 10 pangkat 8 akan menghasilkan gelombang radio, dengan kelembutannya hingga menjadi 10 pangkat 14 yang akan menghasilkan gelombang cahaya. Cahaya yang akan mempengaruhi bioelektorn di dalam tubuh manusia itu sehingga menimbulkan aura yang jernih yang dapat menimbulkan cahaya dan akan mempengaruhi lingkungannya.
Karenanya, bila kita berdekatan dengan orang yang hatinya ikhlas dan penuh kesabaran, hati kita juga merasakan ketentraman dan kedamaian, karena hati kita terresonansi oleh getar frekuensi yang tinggi yang bersumber dari hati dan aura tubuhnya.
Karena itu ada ayat al Hadid [57] 12 :” Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki2 dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka:”pada hari ini ada berita gembira untuk mu, surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak” .
Getar atau vibrasi tertinggi ditimbulkan oleh emosi cinta, emosi yang dibentuk oleh keiklasan dan ketulusan dan kesabaran. Getar hati merupakan kunci penting bagi hidup kita dalam berreaksi dengan orang-orang maupun dengan peristiwa di sekitar kita. Kejadiannya bisa saja sama, tetapi karena oraang-orang mengeluarkan getar dan frekuensi emosi yang berbeda, makak reaksipun dapat berbeda pula. Karena itulah, upaya menciptakan reaksi yang positif, maka ber-vibrasilah, bergearlah dalam getar atau vibrasi emosi yang tinggi. Waspadailah mereka yang ber vibrasi emosi rendah, dan tetaplah kita bertahan dengan gelombang positif, kita memang tidak bisa mencegah peristiwa dan kejadian buruk yang akan kita alami. Tetapi, marilah kita belajar untuk berselancar dengan aman di atas gelombang permasalahan yang beraragam keragaman, gelombang yang selalu ada di sekitar kita, tentunya yang aman adalah dengan bekal gelombang atau vibrasi positiflah yang kita pilih untuk dapat mengarungi dan menembus gelombang yang ada.
Bagi seorang mukmin tercermin dalam dari hatinya gambaran martabat dan kedudukannya.. Jiwa seorang mukmin ibarat sebuah rumah. Hatinya ibarat kotak kaca. Pengetahuannya ibarat lentera. Lisannya ibarat kunci Mulutnya ibarat pintu. Pelita tersebut bergantung dalam rumah .Pelita itu minyaknya berasal dari keyakinan, sumbunya dari zuhud, kacanya dari ridha, dan kaitannya dari akal. Apabila seorang mumin itu mengungkapkan pikirannya lewat lisan dari hatinya, atas kebenaran sejati, maka keluarlah sinar terang yang cahayanya mencapai arsy Allah. Ucapannya bercahaya, perbuatannya bercahaya, lahirnya bercahaya, batinnya bercahaya,hatinya bercahaya, masuknya bercahaya, keluarnya bercahaya, dan ahir perjalannya menuju akhirat pun menuju cahaya.