Desember 15, 2008

NEUROMARKETING

Marketing memasarkan produk adalah hal utama dalam tugasnya.Berbagai upaya dilakukan agar usaha tersebut dapat terlaksana dengan baik dan benar.Beberapa teori menyebutkan harus dengan langkah2 follow market leader, ataupun menciptakan difrensiasi. Dalam rangka mecapai target sasaran, pengenalan pelanggan secara terperinci menjadi sangat penting.Bagaimana pelanggan menghayati produk kita, mulai dari hal yang bersifat langsung berkait dengan produk, maupun yang bersifat psikologis. Penilaian pelanggan terhadap produk kita yang terkait dengan psikologis inilah kerap dikenal denga Customer stisfaction.
Kasus ceritera produk Coca colla dengan Pepsi Colla adalah polemik yang sering dijadikan contoh dalam dunia marketing.Di sekuruh dunia ini teruji secara riset, bahwa rasa Pepsi Colla jauh lebih enak dari Coca Colla. Dalam suatu percobaan digambarkan, sejumlah orang diberi minuman kedua macam colla tersebut - tanpa diberi label produknya-. Ternyata sejumlah besar orang yang merasakan Colla tersebut mengatakan Colla yang sama yang dirasakan lebih enak. Ternyata Colla yang dirasakan lebih enak oleh para relawan tersebut adalah produk Pepsi Colla.Kemudian percobaan dilanjutkan terhadap relawan yang sam dan Colla tersebut diberi label Coca Colla dan Pepsi Colla. Apa yang terjadi sebagian besar relawan mengatakan bahwa rasa Coca Colla jauh lebih enak. Terbukti dalam rasa setiap orang sangat dipengaruhi oleh merek. Jelas mereka sangat dipengaruhi oleh brand yang ada di pikiran mereka.
Pada percobaan lain, produk kaos kaki yang sama dijual pada dua toko yang berbeda. Pada toko pertama harga sepasang kaos kaki dijual Rp.15.000. Pada toko kedua, dijual tiga pasang kaos kaki yang sama,senilai Rp. 50.000. Ternyata para pembeli cenderung membeli kaos kaki yang tiga pasang, karena penyajiannya yang "casual" dan ditambahi label discount, ternyata para pembeli lebih yakin untuk membeli kaus kaki yang tiga pasang.
Percobaan ini dalukan terhadap sejumlah pemebli yang sebelumnya di terapkan pada tubuh merek alat deteksi yang dapat membaca rekasi yang bersifat psikologis.Dari kesimpulan akhirnya, ternyata dorongan psikologis untuk membeli produk yang sama pada seseorang karena didorong secara psikologis oleh dirinya sendiri. Sedangkan faktor stimulusnya datang karena adanya efek fisual dari tanda Dsicout.
Inilah faktor X yang sebenarnya adalah bersifat psikologis, yang munculnya distimulir oleh tampilan grafis dalam tanda Discount.Ketetapan untuk menciptakan stimulus inilah yang disebut Neuro Marketing yang menjadi bagian dari strategi pemasaran produk.
Pendekatan psikologis melihat fenomena di atas menjadi sangat penting, dan diharapkan juga menjadi instrumen dalam membangun brand.
agoesjoesoef 16-12-08

1 komentar:

  1. nice article pak agus ;))
    sebenernya ttg Coca cola VS Pepsi dalam psikologis disebut blind-test untuk percobaan yang digunakan Pepsi dan Non-blind test. blind test bisa digunakan untuk brand-awareness sedangkan non-blind test lebih cocok untuk brand yang sudah di tahap loyalty.
    aku rekomendasikan buku Predictably Irrational by Dan Ariely soalnya tentang diskon dan Pepsi VS Coca cola ada di buku itu..

    BalasHapus