.Puncak karier Nabi Muhammad saw dari segi penyampaian misi suci beliau atas risalah dari Tuhan ialah ketika beliau mengucapkan khutbah perpisahan pada waktu setelah haji perpisahannya [ haji Wada] , Pertama, adalah pada waktu hutbah di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah., kemudian yang kedua ialah pada hari raya Idul Adha yaitu pada tanggal l0 Dzulhijah. Kemudian yang ketiga pada hari ketiga, setelah hari Idul Adha, yaitu tanggal12 Dzulhijah,. Dan yang ke empat yaitu pada tanggal 17 Dzulhijah.
Yang istimewa dalam isi khutbah itu adalah, beliau mengungkapkan hal-hal yang sekarang biasa disebut sebagai hak-hak asasi. Salah satunya yang paling penting ialah rangkaian tiga hak asasi manusia yang dinyatakan dalam bahasa Rasulullah saw sebagai Dimm-an, Amwal dan A’radl [darah atau kehidupan, harta, dan kehormatan].
Pada awalnya hutbahnya itu beliau bertanya, "Wahai sekalian umat manusia tahukah kamu di hari apa sekarang ini kamu berada? Di bulan apa kamu sekarang berada? Dan di negeri mana kamu sekarang berada?" Semuanya waktu itu menjawab, bahwa mereka berada di hari suci, di bulan suci, dan di tanah suci. Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan: "Sesungguhnya darahmu [hidupmu], hartamu, serta kehormatanmu itu pun juga suci, seperci sucinya harimu hari ini, sucinya bulanmu bulan ini dan sucinya negerimu ini. Suci sampai kamu bertemu Tuhanmu di hari kiamat nanti" [HR.Bukhari]. Artinya pada fitrahrnya manusia itu sesungguhnya suci adaanya.
Pidato itu begitu pentingnya sehingga Nabi Muhammad saw hampir selalu mengakhiri khutbahnya dengan semacam ungkapan pertanggungjawaban, yaitu ungkapan "Bukankah Aku telahsampaikan nilai-nilai ini?" Semuanya mengiyakan. Bahkan di dalam salah satu pidatonya beliau menegaskan lagi, "Nanti kamu di akhirat akan ditanyai tentang aku, kira-kira jawabannya bagaimana?" ." Sungguh kami semua akan menjawab, Muhammmad te1ah melaksanakan tugasnya dengan baik."
Sekarang lihatlah, betapa ungkapan ini telah menjadi suatu sumber rahmat bagi umat manusia, karena hal itu telah dinyatakan dalam istilah yang setara dengan hak asasi manusia. Sebab Dimm-an, Amwal dan A’radl tadi, kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Inggris tidak lain ialah Life, Property. and Dignity. Inilah konsep kemanusiaan yang mempengaruhi para pemikir Renaisance di Eropa pada abad ke-14. Salah satunya adalah pemikir Renaisance dari Italia namanya Giovanni Pico de la Mirandola, yang dalam suatu orasinya mengenai Human Dignity
[ harkat dan martabat manusia ] mengatakan bahwa dia mengetahui martabat manusia itu dari orang-orang Arab. Seseorang yang namanya Abdullah dalam sebuah buku diceritakan, dia ditanya oleh muridnya, "Wahai Abdullah sang guru, apakah kiranya sesuatu di muka bumi ini yang harus paling kita hormati sebagai mu'jizat Tuhan?" Abdullah menjawab, "Manusia. Sebab manusia adalah puncak ciptaan Allah swt, [ Laqad khalaq-nal Insan-afi ahsan-I-taqwim ], "Sungguh telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik. "
Setelah itu Giovanni menguraikan bahwa sungguh perlu kita menghormati manusia, secara mendalam , yang kemudian hal itu menjadi awal lahirnya Humanisme. Tetapi ironisnya Giovanni dianggap bertentangan dengan ajaran gereja saat itu. Dan Giovanni dikenakan eksekusi. Sekalipun kelak dia diampuni dan paham Humanismenya kemudian tumbuh subur berkembang di mukabumi ini. Dan laazim disebut Secular:Humanism.
Dalam Islam, humanisme itu adalah bermuatan religius karena humanisme itu berdasarkan takwa kepada Allah swt. Dan inilah yang kemudian juga dikembangkan oleh para pemikir di Barat, termasuk John Lock, ketika dia merumuskan dan mengatakan bahwa hak asasi manusia itu ada tiga, yaitu Life, Liberty and Property dengan sedikit berbeda dengan apa yang dikemukakan
Nabi Muhammad dengan Life, Property and Dignity.
John Lock inilah yang kemudin banyak mempengaruhi pemikiran para Pendiri Negara Amerika Serikat, melalui orang-orang seperti Thomas Jeferson, John Quince Adam, Franklin D. Roosevelt dan juga George Washington. Yang ironisnya hampir semuanya mereka itu tidak mengaku sebagaai orang Kristen tapi mengaku Deis, yaitu orang-orang yang percaya kepada Tuhan melalui proses alami dan percaya mengenai bakat manusia yang suci - mirip dengan konsep fitrah dalam agama Islam- dan kaum Deis mengakui adanya kebenaran universal. Di tangan mereka itulah rumusan-rumusan kemanusiaan dibuat. Dan kemudian Thomas Jeferson merumuskannya dalam konsep deklarasi kemerdekaan Amerika, Declaration of Independen America, yang ditandatangani pada tanggal4 Juli 1776.
Dalam Declaration of Independen itu diakhiri dengan sesuatu yang persis dikatakan Nabi Muhammad, yaitu :"Dan untuk mendukung deklarasi kemerdekaan ini dengan keimanan teguh berpegang kepada rahmt Tuhan, kami pertaruhkan sesama kami [para pendukung kemerdekaan itu], hidup kami, harta kami, dan kehormatan kami ."
Jadi kita melihat sbuah bukti bahwa Nabi kita telah membawa rahmat bagi seluruh alam. patut kita renungkan agar kita memahami bahwa Rasulullah :Muhammad saw disebutkan sebagai :warma arsal-naka illa ka.ffat-an Iil -nas, "Sesungguhnya Kami tidak mengutus engkau [Muhammad] melainkan untuk seluruh umat manusia." Maka jelas Islam adalah agama universal, artinya, ajarannya sesuai dengan segala zaman dan segala tempat dan segala keadaan.. Dan ketika kita diperintah oleh Allah agar membaca shalawat kepada beliau. Inna-lohha wamaalaa 'ikatahuyushalluna a'La-nabi, yang selalu kita baca, bahwa Allah dan para Malaikatnya pun membaca Shalawat kepada Nabi, dalam pengertian menghormati Nabi. Maka kita pun patut kiranya membaca shalawat kepada beliau sesuai perintah Allah. Membaca shalawat itu adalah bentuk ucapan terima kasih dan penghargaan kita kepada Nabi, karena beliau telah datang dengan membawa rahmat yang begitu besar untuk umat manusia.
agoesjoesoef agustus 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar