Desember 18, 2008

MEMBANGUN RUMAH BUDAYA

MEMBANGUN RUMAH BUDAYA

Indonesia adalah sebuah Negara yang bentuk kesatuannya atas dasar perlawanan yang menjadi musuh bangsa dalam hal ini adalah kolonial belanda.Bentuk pemersatu bangsa bukan oleh adanya agama atau etnis, dan inilah yang membentuk awal rasa kesatuan riwayat untuk bersatunya bangsa ini.Soekarno-Hata kemudian memformulasikan lapisan bangsa ini dengan membuat formula ideology.
Setelah kepentingan mengusir kolonial berahir, maka kita semua kehilangan kepentingan moral baru untuk mempersatukan masyarakat.Kini kita tidak lagi mempunyai kesamaan tematik, maupun agenda bersama.Kepemimpinan moral saat ini hancur sudah.
Para politisi sibuk membuat formulasi baru untuk mempersatukan masyarakat di tingkat bawah yaitu melalui politik atau ekonomi.Dan mereka saling menyudutkan satusama lain juga antar golongan bahkan sesama agama.
Ini pertanda para intelektualitas bangsa sudah tidak mampulagi mempersatukan secara intelektual untuk sebuah kesadaran kolektif.Para politisi telah gagal dalam mengatasi korupsi,kemiskinan, ketertinggalan dan kesenjangan ekonomi.
Kelangsungan bangsa ini dipertaruhkan kepada kemampuan aparatnya untuk menegakan rule of the law.dan jika hukum tidak bisa ditegakkan maka elemen kebangsaan akan kembali kedunia suku suku setiap individu masuk kembali kedalam kepongpon budaya masing masing [tribal group] yang saat ini telah menggejala menjadi bentuk gerakan radikalisme dan eksklusivisme agama.
Kegagalan ini bukanlah akibat kegagalan bangsa tetapi lebih kepada kegagalan Negara dalam menegakkan hukum dan ketertiban.
Dalam kondisi serupa ini diperlukan sosok pemimpin yang memiliki komitmen tinggi terhadap cita cita moral untuk mensejahterakan masyarakat.Pemimpin tidak bisa ditunggu harus dikader.Kaderisasi dilakukan dengan mengarahkan pendidikan untuk memperkuat otonomi individu, yaitu pendidikan yang mendorong individu untuk berani berfikir dan bertanggung jawab.Pendekatan multiple intelligency yag berbasis pada penguatan individu untuk penguatan diri.Investasi melalui pendidikan perlu waktu lama sedikitnya dalam waktu satu generasi.Dan itu harus dilakukan sekarang demi perubahan jangka panjang.
Dengan mulai tumbuhnya ketidak percayaan masyarakat terhadap parpol, maka pengorganisasian sangat dimungkinkan melalui civil society, dan dalam sejarah Indonesia, civil society yang mampu mandiri adalah kelompok kelompok keagamaan.sayangnya saat ini kelompok keagamaan telah banyak diperpolitisasi oleh kelompok tertentu.Dan tugas kitalah dalam komuunitas kecil civil society ini harus memulai pembentukan kader kader pemimpin mendatang.Nilai nilai agama dapat diterjemahkan dalam isu publik seperti kemerdekaan berfikir,kedamaian hidup berdampingan,anti korupsi,nilai nilai kebersihan, makna kesehatan,keadilan dan toleransi.Mereka yang bercita cita mengubah Negara menjadi Negara agama adalah sebuah hasil dari kedangkalan dalam membangun pengetahuan.Elit kelompok ini berkeinginan mengambil jalan pintas, dengan pikiran dapat dengan mudah menanggulangi masalah ekonomi,politik dan kesejahteraan dengan bendera agama.
Mereka enggan menterjemahkan al Quran dalam sejarah dan kerangnga ilmu pengetahuan.Merak enggan menerima kenyataan bangsa ini telah tumbuh dalam masyarakat yang heterogen.Mereka hanya memegang elemen elemen agama sebagai hal yang formalistik dan simbolik seraya menafikan semangat keragaman, semgat perbedaan.Mereka tidak meyadari bila konsep umat saat ini sudah mencapai kemajuan luar biasa dalam pluralime Islam.
Disebutkan ole Ruth macVey seorang pengamat Islamdari Cornell University : Tidak ada yang mampu menyatukan Indonesia selain Islam , maka sebaliknya tidak ada yang mapu memecah belah Indonesia juga selain Islam .
Islam sebagi tradisi budya yang hidup adalah seperti halnya sebuah rumah budaya.yang mampu menerima tetangganya dengan baik, santun,dan mampu secara terbuka memberi dan menerima orang lain.
Layaknya sebuah rumah budaya, maka haus menyertakan orang lain untuk berpesta dalam nuansa warna yang mampu mengekspresikan dirinya masing masingdan kemudian membentuk harmoni dan toleransi.Islam akan menjadi ancaman jika diterjemahkan sebagi obsesi untuk menunggalkan representasi Islam.
“Kami telah jadikan peraturan dan jaln yang terang.Dan bila Allah menghendaki maka niscaya kami jadikannya satu umat saja, tetapi Allah hendak mengujimu tentang apa apa yang telah diberikannya kepadamu maka berlomba lombalah berbuat kebajikan al Maidah 48

agoesjoesoef juni 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar