Februari 26, 2009

PESONA BUNGA KUNING

PESONA BUNGA KUNING

Pagi itu sebut saja pak Beno bangun terlambat- setelah selesai mandi dan berpakaian siap untuk bekerja- dengan wajah masam disertai nada ketus bicara pada Dini istrinya.” Tidak perlu mamah menyiapkan sarapan ayah, saya mau sarapan di luar saja”.Pak Beno bicara sambil bergegas membawa tas menuju mobil di garasinya.
Sudah beberapa malam itu pak Beno pulang malam, maklum menjelang rapat anggaran, jadi sejumlah data dan rencana perlu persiapan yang matang.Pagi itu seperti biasa Dini isterinya telah mencoba menyajikan sejumlah sarapan kesukaan suaminya.Dini tidak tega membangunkan Beno suaminya pagi itu, dia kelihatan lelah dan lelap,kalau bukan karena solat subuh dia tidak berani membangunkan Beno suaminya, walau usaha baik itupun dia harus kena cerca.
Segelas coklat panas dan tuna sanwich tersaji di meja pagi itu tapi tidak di ruang makannya pak Beno. Sambil agak kesal dia mulai mencicipi coklat panasnya sambil sesekali diselingi gigitan-gigitan tuna sandwichnya.Tiba tiba matanya melihat seorang anak perempuan disamping cafe tempat dia sarapan, sedang mencari serangkaian bunga-disamping cafe itu memang ada sederet toko bunga.” Berapa harga bunga yang kuning ini pak ?” tanya anak itu kepada bapak penjual bunga.” Limapuluh ribu nak”.”Kalau yang jingga itu berapa?”. kembali si anak bertanya. “ O.. yang itu tigapuluh lima ribu nak”. Terdiam sesaat kemudian si anak bertanya kembali :”Apakah ada yang sepuluh ribu ?”.”Sekarang bunga sudah mahal nak, warna jingga itu lah yang paling murah” Mendengar dialog itu pak Beno tertarik, sepagi ini, seorang anak seusia anak tunggalnya-Sekar sepuluh tahun. Perlahan pak Beno menghampiri anak itu.“Nak sepagi ini kamu membeli bunga untuk siapa?” tanya pak Beno.Masih memandang bunga kuning itu si anak menjawab:”Hari ini ulangtahun ibuku oom, aku ingin memberi bunga kuning itu” .Terhenyak oleh perhatian seorang anak terhadap ibunya,karena pak Beno juga baru sadar kalau hari ini adalah juga ulang tahun Dini isterinya.Tanpa berpikir panjang, karena merasa telah diingatkan oleh anak itu, langsung pak Beno membeli dua rangkai bunga kuning, satu untuk isterinya satu untuk si anak itu.” Tolong hari ini kirimkan ke alamat ini” kata pak Beno sambil menyerahkan kartunamanya.”Nak ini oom belikan satu rangkai bunga kuning untuk mu, semoga kamu dan ibumu senang”Dengan mata berbinar anak itu menjawab “Terimakasih oom ini uang saya sepuluh ribu untuk oom tambahkan” katanya. “Tidak perlu nak oom sudah bayarkan”.
Sampai di dalam mobil pak Beno, berfikir lama dan bersyukur kepada Allah telah mengingatkan ulang tahun isterinya melalui anak tadi. Sambil merenung pak Beno menjalankan mobilnya menuju kantor.Setelah beberapa saat bergerak pak Beno melihat anak tadi sedang berjalan sambil mendekap bunga kuningnya,Karena penasaran dia mengikuti perlahan dibelakangnya. Dia ingin tahu dimana tinggalnya anak itu.
Di tikungan jalan anak itu berbelok kekiri, membuat pak Beno penasaran.dengan cepat dia berhenti di pinggir jalan agak jauh dari si anak tadi.Kemudian perlahan pak Beno menelusuri jalan belokan tadi, dan terlihat disana anak itu sedang tertunduk di samping makam.
Dengan halus pak Beno mendekat kemudian memegang pundak anak itu, dan perlahan lahan anak itu memalingkan wajahnya kepada pak Beno yang juga sedang berjongkok di sampingnya.”Kuburan siapakah ini nak? sepertinya masih sangat baru, tanahnya masih basah dan merah” tanya pak Beno setengah berbisik. “Ini kuburan ibuku oom dia meninggal tiga hari yang lalu”
Setelah berdialog panjang dengan anak tadi di kuburan, langsung pak Beno mengarahkan mobilnya kembali ke toko bunga itu, dengan bergegas dia meminta pesanan bunga kuningnya kembali karena dia sendiri yang akan mengantarnya untuk Dini isterinya tercinta.
Dalam kisaran zaman dan lingkungan serupa ini nilai cinta menjadi sangat sentral dalam mengisi makna kehidupan,cinta berarti diperhatikan dan memperhatikan, berarti memberi dan diberi. Cinta adalah sebuah roh kehidupan hakiki yang perlu selalu kita pupuk dan pelihara.Terutama di masa kini, dimana materialisme yang telah menjadi dewa manusia.Nilai sebuah kehidupan, adalah berbanding lurus dengan nilai martabat yang dibangun manusia,nilai yang luhur seorang manusia,adalah kemampuan untuk memperdayakan diri sehingga menjadi berarti bagi mahluk mahluk lain ciptaan Tuhan.Manusia muslim adalah pentrjemah makna cinta, makna rahmatanlil alamin.

agoesjoesoef september 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar