Februari 26, 2009

HIDANGAN TAHUNAN

HIDANGAN DIBULAN TUHAN

Bulan ini menjadi bulan yang agung karena dinisbahkan kepada Tuhan. Tuhan dalam arti bukan hanya sekedar wujud yang kepadaNya kita haturkan persembahan dan tempat meminta per tolongan.
Dalam al Quran Tuhan adalah kamp ung halaman kita tempat kita kembali “Kepada Allah kamu semua kembali [QS Al Maidah/5:48]
Dalam bahasa Jalaluddin Rumi, seora ng sufi yang juga seorang penyair dise butkan Tuhan adalah rumpun bambu kita, sedangkan kita adalah seruling bambu yang tercerabut dari rumpun nya.Adalah pederitaan kita yang berke panjangan karena senantiasa mengejar keinginan,sebetulnya hanyalah - jeritan pilu seperti lengking nada suling-karena kerinduan untuk kembali kepadaNya,
Manusia adalah anak anak yang dikeluarkan dari rumahNya untuk bermain dihalaman yang disebut dunia ini, seperti tersurat dalam surat al Anam 6 ayat 32 “Sungguh kehidupan dunia ini hanyalah hiburan dan permainan”.
Ramadhan disebut bulan Tuhan kare na pada bulan ini kita pulang, kita meni nggalkan halaman tempat bermain kita. Dan selama bermain kita sibuk “berbe lanja” dunia: kemashuran, harta, kekua saan, kedudukan,syahwat, kita sibuk mengunyah dan memamah makanan du nia ini siang malam hanyalah menyua pi tubuh kita.
Tubuh ini hanya lah kudamu dan roh adalah penunggangnya dan dunia ini adalah kandangnya.Makanan kuda tidak cocok untuk penunggangnya, kita lupa ada makanan yang jauh lebih lezat dan sehat dari semua makanan itu. Tuhan mempersiapkan makanan di bu lan ramadhan ini dan kita diundang un tuk menjadi tamu dan menikmati hidang anNya.
Kebanyakan dari kita tenggelam dalam watak kuda bukan watak penung gang kuda, watak kebinatangan,karena tubuh yang berkuasa kita menjadi budak tubuh.
Kita suapi kuda kita padahal dia hanya membawa kita ke kandangnya.Kita lupa memberi makan pada ruh kita,padahal ia akan membawa kita keharibaan Dia yang maha suci. Kita mempunyai tujuan akhir yang berbeda dengan kuda kita.
Terkait dengan hal diatas ada sebuah cerita, sekali waktu seorang arif melihat ular merayap yang akan masuk pada mulut seseorang yang sedang tidur. Ia memburu dengan cepat untuk mengha langi ular masuk ke dalam mulut orang tsb, tetapi dia tidak berhasil mencegah ular itu.
Dengan sadar dan kawatir kemudian dia pukuli orang itu dengan tongkatnya, orang itu terbangun dan lari ke bawah pohon apel, dimana sejumlah apel bu suk bertebaran di bawahnya.
“Makan lah hai orang malang, makan lah “ : kata sang arif tadi.
“Kenapa kau lakukan ini pada ku?” : tanya orang itu.
“Ayo makan lagi !”
“Siapa kamu.Mengapa kamu memu suhiku ?”
Orang arif itu terus memaksanya un tuk makan apel busuk, dan ber jam jam dia terus memukuli orang malang itu. Akhirnya dengan perut penuh apel busuk,dia kelelahan, serta bergelimang darah, ia jatuh dan diikuti muntah yang hebat.Semua dimuntahkan, yang baik yang buruk, apel dan ular, dan ketika orang malang itu melihat ular yang buruk menjijikan itu keluar dari perutnya melalui mulutnya,orang ma lang itu bersimpuh dihadapan sang arif, sang “penyiksanya”.
“Jika aku jelaskan apa yang aku laku kan,kamu mungkin akan mati keta kutan, karena berniat menyelamat kanmulah maka aku diam ketika memu kulimu”.
Orang itu berkata “Aku tidak mampu berterimakasih kepadamu atas kearif anmu dan kekuatan petunjukmu, semo ga Tuhan membalasmu”.
Diamnya Tuhan diperlukan karena ke lemahan hati manusia.
Kedatangan Ramadhan adalah keda tangan orang arif tadi dalam hidup kita, Ramadah “memukuli” kita dengan lapar dan dahaga agar kita nanti tidak mende rita pada hari akhirat, Kita dipaksa untuk memuntahkan jajanan dunia kita demi kesehatan dan keselamatan kita.Ular sebagai simbol hawa nafsu telah bersarang dalam diri kita, dan kita tetap saja tertidur lelap,tidak sadar kita tenggelam,tidak berusaha untuk mengga pai pegangan.
Menurut al Quran sumber segala derita manusia adalah kekalahannya melawan hawa nafsu. Hawa nafsu ada lah gambaran dimensi kebinatangan dalam diri kita.Namun kebinatangan hanyalah satu sisi dari kepribadian manusia. Disamping insan bahimi-manusia binatang- ia juga menyimpan sifat sifat Ketuhanan dan karena itu,ia sekaligus, insan malakuti. Ramadahan datang memenangkan insan malakuti.
Nabi Muhammad SAW memberi nasi hat kepada kita agar di bulan ini kita semua mengubah pola hubungan kebina tangan yang berdasarkan kebencian dengan pola keTuhanan yang penuh cinta dan silaturahmi.
Daripada mengejar-ngejar kemenang an yang senatiasa berahir dengan keka lahan, daripada memburu keberuntung an yang selalu berujung pada kema lang an, mengapa tidak kita gapai keba hagi aan yang hakiki melalui keadilan dan persaudaraan di bulan suci ini

Marhaban ya Ramadhan!

Agoesjoesoef ramadhan 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar