sebuah apresiasi terhadap karya Ilahi
Nuansa awan putih seperti hasil kwas besar yang membentuk sapuan lembut tipis dari cat air sehinga latar belakang langit biru kehitaman itu masih terlihat menerawang di belakang nya.Warna sinar bulan penuh, mendominasi ufuk barat, warna sinarnya membentuk gradasi warna putih ke biru.Sementara siluet pohon-pohon tanjung, sukun, kelapa,jambu menjadi siluet hitam menghiasi pada sisi depannya.
sementara pada pojok kiri terlihat
siluet bulan bintang di puncak masjid berge rak semakin mendekat, karena kaki memang sedang menuju kesana. Gambaran sebuah “masterpiece” karya sang Pencipta. Keindahan yang sempur na.Yang hadir setiap pagi membentuk lukisan yang berbeda-beda.
Betapa beruntungnya jiwa yang senan tiasa dapat menjadi penyaksi sebuah keindahan karya Tuhan, bukan hanya panorama tapi juga aroma harum pagi yang mempesona jiwa, yang tidak di pungkiri lagi kemudian mampu memba ngun semangat hidup yang berawal di pagi hari, sekaligus menjadi saat saat penawar kerinduan terhadap sang Pencipta.
Di sunyi pagi ini jadi teringat sepenggal sajak Diwan-I Syamsi Tabriz nya Rumi: Siapapun yang memperoleh keberun tungan dari bintang-bintang ini/jiwa kan mampu menghalau kekufuran/Tuhan memercikan cahayaNya atas semua jiwa manusia melalui karunia Nya/menyingsingkan lengan bajunya untuk menerimanya/dan kemudian mereka memalingkan wajah selain kepada Allah.
Atmosfir subuh memberi kan banyak sekali pengalaman yang indah bagi jiwa, karena nuansa Subuh juga senanti asa memberikan suasana tercipta nya “dialog” yang intens dengan sang Khalik, untukkemudian menjadi sebuah proses mahasabah dalam mem perkaya proses spiritualitas jiwa.
Dan merupakan proses bersentuhannya jiwa dengan keindahan ciptaan Nya, yang kemudian dilanjutkan dengan penelusuran meniti makna rahasia sholat berjamaah.Kesadaran ini baru menye ruak walaupun lama ungkapan tentang ini sering kita dengar : “Sekira nya mereka tahu apa yang terkandung di dalamnya [sholat subuh dan Isya berja maah], niscaya mereka akan menda tanginya sekalipun dengan merang kak”.
Memang sholat subuh memiliki nilai keagungan yang tinggi¬-tanpa- bermak sud mengecilkan makna sholat-sholat lainnya- terutama dalam syariat nya. karena waktu pelaksanaan sholat subuh adalah waktu yang singkat dan sulit untuk dilaksanakan dibandingkan dengan waktu-waktu ibadah sholat kainnya. Janji Tuhan kepada mereka yang melaksanakannya mendapatkan keistimewaan dari sholat-sholat selain sholat Subuh. Bahkan lebih dari itu melalui pertemuan kita lewat “gambar” ciptaan nya tadi dan kemudian kita “membaca” dan memaknainya dan kemudian kita melaksanakan ibadah-ibadah ritual subuh berjamaah, maka akan mela hirkan tingkat keimanan umat Islam yang berkualitas.
Diutarakan dalam sebuah ungkapan : “Ketakutan yang amat sangat bagi umat Yahudi adalah apabila jumlah jamaah solat subuh sama banyaknya dengan jumlah jamaah solah Jum,at” entah ini memang benar diucapkan oleh orang Yahudi, yang pasti perkataan itu ada benarnya. Pemaknaan dibalik kata-kata itu jelas, soliditas umat dapat tergambarkan lewat keteguhan, konsis tensi,dan memiliki etika, moral dan estetika yang tinggi.Tidak selayaknya umat Islam mengharapkan kemulyaan, kehormatan dan kejayaan jika mereka tidak mengindahkan semangat solat Subuh.
Turunnya surat al Isra : 78, adalah menunjukan standar kredibilitas umat, surat itu turun pada masa penggantian dari Bani Israil yang akan diganti oleh umat Islam.Dan kriteria yang mampu mengganti meminpin, adalah umat Islam yang yang telah mampu menja lankan dan menegakan sholat subuh. “ dan [dirikanlah pula sholat] subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disak sikan [oleh malaikat].
Dalam ayat lain: “Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh, bukankah Subuh itu sudah dekat “ [ QS Hud:81]. Kita sadar, bukankah Allah mampu meng hancur kan mereka kapan saja, siang atau malam.Namun mengapa Allah memilih subuh hari ?. Karena waktu Subuh adalah waktu perubahan saat muncul dan awalnya keadilan setelah keza liman. Saat pertama kebaikan datang setelah kerusakan. Demikian juga disebutkan dalam Qur’an suat Al Adiyat1-3 :”Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan [kuku kakinya], dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi “
Pertanda-pertanda sunatullah yang tersurat dalam al Qur’an itu adalah pertanda betapa makna Subuh dianggap sangat penting. Subuh juga adalah saat saat penggantian “shift” para malaikat, berarti merupakan momentum dimana para malaikat pelaksana “shift” sebe lum nya untuk membawa laporan pertama kepada Tuhan, dan isi laporan tersebut adalah laporan pertama yang baik karena pada saat itu manusia sedang menjalankan ibadah sholat subuh. Sebuah usaha ibadah yang dilaksana kan dalam waktu yang paling sulit, sehingga memiliki kriteria penilaian yang tinggi. Saat subuh adalah sekaligus sebagai awal mengisi kehidup an di hari itu.
Dalam skala yang lebih luas adalah merupakan masyarakat yang dengan kemampuannya tengah membangun keteguhan,kekompakan dan komitmen yang tinggi. Dan hal itu merupakan pertanda dari masyarakat yang kelak mampu membangun peradaban yang agung
agoesjoesoef jan 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar